Psikologi Indonesia

Written By Budi Santosa on Kamis, April 28, 2011 | 08.16

Banyak kita dengar silang pendapat mengenai apakah sifat narsistik pada masa bayi, masa kanak-kanak, dan remaja awal adalah gejala pato-psikologis atau bukan Namun bukti yang ada menunjukkan bahwa pelecehan dan trauma pada masa masa kanak-kanak yang ditimbulkan oleh orang tua, figur otoritas, atau bahkan rekan sebaya dapat memicu terjadinya "narsisisme sekunder" dan, bila tidak terselesaikan, mungkin mengarah pada Kelainan Kepribadian Narsisistik (KKN) di kemudian hari.






Hal ini mejadi bukti tak terbantahkan bahwa narsisisme adalah mekanisme pertahanan yang berperan untuk “membentengi ego” dari perasaan terluka dan juga trauma yang berasal dari “True Self “ sang korban kedalam “False Self “ yang menggambarkan dirinya sebagai yang mahakuasa, kebal, dan maha tahu. “Self” palsu inilah yang kemudian digunakan oleh seorang narsisis untuk mengumpulkan “suplai narsistik” dari lingkungannya .”Suplai narsisistik” dapat berupa setiap bentuk perhatian, baik positif maupun negatif dan merupakan hal yang sangat instrumental dalam penilaian akan rasa harga diri yang sangat labil dari sang narsisis


Mungkin sifat yang terlihat paling jelas pada pasien dengan Kelainan Kepribadian Narsisistik (KKN) adalah kerentanan mereka terhadap kritik dan perbedaan pendapat. Input negatif,baik nyata atau bahkan dibayangkan, bahkan untuk menegur ringan, saran konstruktif, atau menawarkan untuk membantu dapat membuat mereka merasa terluka, terhina,dan dapat membuat mereka bereaksi dengan balas menghina (devaluasi), marah, atau jenis agresifitas yang lain.

Dalam sebuah buku yang berjudul "Malignant Self Love - Narcissism Revisited" dikatakan bahwa cara untuk menghindari “rasa sakit tak tertahankan” sebagaimana dijelaskan diatas , maka beberapa pasien dengan Kelainan Kepribadian Narsisistik (KKN) biasanya akan menarik diri secara sosial berpura-pura hidup dalam “kebersahajaan dan kerendahan hati palsu” untuk menutupi kecintaan mereka yang terlalu besar kepada diri sendiri sehingga kemudian memunculkan perasaan dikotomi “besar” dan orang lain adalah “Kecil”. Gangguan Dystimia ( gangguan mood perasaan kronis yang jatuh kedalam spectrum depresi ,seringkali dianggap sebagai depresi kronis , namun seringkali pula akibat yang ditimbulkan tidak separah kelaian dpresif mayor .Gejala yang timbul seringkali berupa rasa sakit yang tak jelas dan tak tak tergambarkan dengan kata dalam jangka waktu yang lama ) dan. Gangguan depresi adalah reaksi umum untuk menutupi usaha mereka untuk isolasi diri sebagai akibat perasaan malu dan tidak mampu. Tak heran kemudian banyak ahli mengatakan bahwa Kelainan Kepribadian Narsisistik (KKN) sebagai “Kanker Kepribadian “.


Berkaitan dengan kurangnya empati, suka mengabaikan bagi orang lain, kecenderungan “mudah meledak”, rasa memiliki yang sangat besar serta kebutuhan konstan untuk mendapatkan perhatian sebagai pasokan narsistik, sang penderita narsisme jarang mampu mempertahankan hubungan interpersonal yang bersifat fungsional dan sehat.

Banyak narsisis pekerja keras dan ambisius. Beberapa dari mereka bahkan berbakat dan terampil. Tapi mereka tidak mampu bekerja tim karena mereka tidak bisa mentolerir kegagalan atau kesalahan. Mereka mudah frustrasi dan patah semangat serta tidak mampu mengatasi ketidaksetujuan dan kritik dari pihak lain. Meskipun beberapa narsisis memiliki karir yang meroket dan inspiratif, namun dalam kurun waktu yang panjang, mereka akan sulit untuk mempertahankan prestasi profesional jangka panjang serta tak mampu untuk menghormati atau memberikan apresiasi kepada rekan-rekan mereka. Rasa “kebesaran” yang fantastis dari sang narsisis, sering ditambah dengan suasana hati hypomanic ,(dalam Wikipedia dijelaskan bahwa Hypomania adalah suasana hati yang digambarkan oleh suasana hati yang “terus menerus meluap-luap” gembira ataupun suasana hati yang cepat marah ,dan tercermin dalam pikiran dan perilaku yang ditampakkan sebagaimana kondisi suasana hati pada saat itu .Orang yang mengidap kondisi hypomanic biasanya kebutuhan akan tidurnya lebih sedikit dibandingkan orang lain , ingin terus menerus beraktivitas , dan punya energi yang seolah-olah tak akan pernah habis ).


Narsisisme sendiri dibagi dalam banyak jenis , seperti narsisisme paranoid, narsisisme depresif,narsisisme phallic, dan sebagainya. Pada dasarnya , Narsisisme dapat dibedakan dalam dua perbedaan yaitu Narsisisme yang beradasarkan pada performa kecerdasan ,seperti halnya prestasi akademik dan Narsisisme yang berdasarkan pada performa fisik merea, seperti halnya ketampanan, kecantikan , ketahanann fisik atau kepopuleran diantara lawan jenisnya.

Another crucial division within the ranks of patients with Narcissistic Personality Disorder (NPD) is between the classic variety (those who meet five of the nine diagnostic criteria included in the DSM), and the compensatory kind (their narcissism compensates for deep-set feelings of inferiority and lack of self-worth).

Some narcissists are covert, or inverted narcissists. As codependents, they derive their narcissistic supply from their relationships with classic narcissists.

Pembagian penting lainnya klasifikasi pasien dengan Kelainan Kepribadian Narsisistik (KKN) adalah antara penderita jenis klasik (orang-orang yang memenuhi lima dari sembilan kriteria diagnostik dalam DSM), dan jenis kompensasi (narsisme mereka mengkompensasi/merupakan pelampiasan dari perasaan mendalam akan sifat rendah diri dan atau bahkan perasaan tidak berharga di depan orang lain.

.

PERAWATAN DAN PROGNOSIS Kelainan Kepribadian Narsisistik (KKN)

Talk therapy (mainly psychodynamic psychotherapy or cognitive-behavioural treatment modalities) is the common treatment for patients with Narcissistic Personality Disorder (NPD). The therapy goals cluster around the need to modify the narcissist's antisocial, interpersonally exploitative, and dysfunctional behaviors. Such re-socialization (behavior modification) is often successful. Medication is prescribed to control and ameliorate attendant conditions such as mood disorders or obsessive-compulsive disorders.

The prognosis for an adult suffering from the Narcissistic Personality Disorder (NPD) is poor, though his adaptation to life and to others can improve with treatment.

Terapi wicara (terutama psikoterapi psikodinamik atau modalitas terapi kognitif-perilaku) adalah pengobatan yang umum untuk pengidap Narcissistic Personality Disorder (NPD). Terapi kelompok bertujuan untuk memodifikasi perilaku sang narsisis yang antisosial, mudah meladak,serta kepribadian yang disfungsional. sosialisasi-ulang seperti halnay pada terapi modifikasi perilaku sering berhasil. Obat dapat diresepkan untuk mengontrol dan memperbaiki kondisi seperti gangguan mood atau gangguan obsesif-kompulsif.

Prognosis untuk penderita dewasa dari Kelainan Kepribadian Narsisistik (KKN adalah jelek, meskipun adaptasi untuk hidup dan untuk orang lain dapat diperbaiki dengan pengobatan.

G+

Anda baru saja membaca artikel tentang Aspek Klinis dari Kelainan Kepribadian Narsisistik (KKN ). Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan email anda dibawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Psikologi Indonesia
feedburner

0 komentar:

Psikologi Indonesia © 2014. All Rights Reserved.
Template SimpleCips By psikologiindonesia.blogspot.com , Powered By Blogger