Stres
? siapa yang tak kenal dengan "sahabat" yang satu ini ? Saya katakan
sahabat karena semua orang baik dewasa maupun anak-anak mengalami hal ini .Yang
menjadikan perbedaan adalah penyebab dan perspektifnya saja .
Banyak
pula yang berpikir bahwa stres adalah 'penyakit' khas orang modern. Kehidupan
yang semakin "keras" , tuntutan hidup yang semakin tinggi, hingga
bergesemya nilai-nilai dianggap sebagai penyebab stres dewasa ini. Faktor
eksternal seperti halnya krisis ekonomi, berbagai bencana alam (banjir, tanah
longsor), hingga konflik sosial yang
terjadi belakangan ini turut menjadi faktor yang memperburuk keadaan stress .
Pola
pikir yang irasional juga seringkali dijumpai menjadi penyebab stress.
Munculnya kecemasan akan kondisi yang serba tidak menentu dan tak mudah
diprediksi itu menjadi tekanan yang seringkali melingkupi bahkan membebani
benak kita.
Faktanya
stres bukan hanya dialami oleh manusia modern saja, tetapi juga manusia pertama
yang menghuni bumi ini. Yang membedakan
adalah pada sumber pemicu stres. Stres
yang dihadapi manusia purba seringkali berkaitan dengan kebutuhan dasar dan
bersifat fisikal, seperti makan (mereka harus berburu), melindungi diri dari
cuaca, hingga mempertahankan diri dari serangan musuh. Sementara , penyebab
stres manusia modern seringkali lebih bersifat psikologis, walaupun ada pula
kemungkinan penyebab lainnya.
APAKAH STRESS ITU ?
Stress dapat diartikan sebagai kondisi yang
dinamis disaat individu dihadapkan pada peluang, tuntutan , penggunaan sumber
daya personal dan seuatu yang dianggap penting yang membutuhkan penyesuaian
diri .
Dari
definisi diatas, stress secara umum dapat dikatakan sebagai sesuatu yang
positif . Stress dapat menjadi negatif bilamana seseorang gagal menyesuaikan
diri .
Demikian
penjelasan singkat mengenai stress. Untuk pembahasan selanjutnya , akan saya
uraikan pada tulisan selanjutnya. semoga bermanfaat.
Stress dan Pengelolaannya ( bagian 1). Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan email anda dibawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Psikologi Indonesia
Anda baru saja membaca artikel tentang
0 komentar:
Posting Komentar