Psikologi Indonesia

Written By Budi Santosa on Senin, Mei 02, 2011 | 16.58


Salam Psikologi Klinis dari saya,Marbusan.Saudara, siapa yang tak kenal dengan Sigmund Freud ? bagi kalangan Ilmuwan Psikologi,Freud dianggap sebagai tokoh utama yang meletakkan dasar-dasar Psikoanalisa .Terlepas dari beberapa kelemahannya, Psikoanalisa Klasik milik Freud adalah sebuah pemantik bagi timbulnya aliran-aliran baru dalam Psikologi, tidak hanya terbatas dalam pengembangan Psikoanalisa saja dimana kita bisa mengingat Erik Homburger Eriksson yang mengembangkan teori psikososial usia tua dimana teori Freud hanya mencapai usia dewasa saja , sampai dengan Hary Stack Sullivan yang mendalami penelitian Skizofrenia. Saudara , semoga tulisan ini dapat bermanfaat .


Saudara, sebagaimana pepatah yang mengatakan “tak kenal maka tak sayang”, maka Marbusan hendak mengingatkan sekelumit data tetang tokoh kita kali ini. Sigmund Freud lahir di Moravia 6 Mei 1856 dan wafat di London pada tanggal 23 September 1939.Ia menghabiskan semua waktunya di Wina dan meninggal dalam pelariannya ketika Hitler menginvasi Austria pada 1939.

Kisahnya dimulai dengan memasuki jurusan kedokteran di universitas Wina pada tahun 1873 dimana ia belajar selama 8 tahun.Freud tercatat memiliki seorang guru yang bernama Jean Charcot .Freud segera menyadari bahwa teknik hypnosis yang dipelajarinya bersama Charcot tidak terlalu banyak membantunya dalam menangani pasiennya .

Nasib kemudian membawanya kepada seorang dokter di Wina bernama Joseph Breuer  dan kemudian bersamanya Freud mengembangkan suatu metode penyembuhan pasien dengan menggunakan metode pengungkapan yang belakangan banyak dikenal sebagai Asosiasi Bebas. Banyak pasien keduanya terutama pada kasus hysteria yang berhasil diterapi dengan metode ini.Namun perbedaan pendapat mengenai penyebab hysteria membuat keduanya berpisah dan Freud mengembangkan pandangannya sendiri yang didirikan diatas fondasi  pada konflik seksual.Salah satu karya monumentalnya adalah buku interpretasi mimpi yang diterbitkan tahun 1900.

STRUKTUR KEPRIBADIAN


Menurut Freud , struktur kepribadian dibagi menjadi tiga , yaitu id,ego, dan super ego

ID


  Dalam buku psikologi kepribadian yag ditulis oleh Calvin S Hall dan Gardner Lindzey, id disebut sebagai suatu system kepribadian yang asli , dimana dari sinilah ego dan super ego berasal.Namun melihat dari struktur id itu sendiri , penulis berpendapat bahwa id lebih tepat dikatakan sebagai system “dorongan internal” daripada dikatakan sebagai suatu system “kepribadian” .

Hal ini didasarkan kepada kenyataan bahwa id  itu sendiri merupakan reservoir energi yang cenderung mencari pelampiasan dan pemenuhan kepuasan sehingga perlu dikontrol dengan system kepribadian yang lain .Id  hanya mampu melihat dunia secara subyektif, karena memang ia diciptakan tanpa adanya pertimbangan secara obyektif dari dunia sekitarnya.

Penulis mengibaratkan bahwa id  sebuah generator yang menghasilkan tegangan listrik, namun tetap memerlukan kabel untuk menyalurkan listrik serta perlunya sebuah alat pengaman agar tidak terjadi korsluiting listrik .Pun halnya dengan id, bahwa ia hanyalah sebuah reservoir yang memerlukan unsur lain dalam keberadaannya . Sebagai contoh , id  akan mengalami peningkatan tegangan dan  id bertugas menurunkan tegangan tersebut baik yang didapatnya dari stimulus ekseternal maupun internal.Untuk melakukannya, ia memerlukan suatu mekanisme yang disebut  pleasure princple.

Berbicara mengenai pleasure principle , kita harus mengetahui bahwa prinsip tersebut dibagi menjadi dua proses , yaitu tindakan refleks dan proses primer. Sebagaimana sudah kita ketahui bersama, bahwa tindakan refleks bersifat spontan , bahkan tanpa kitab persiapkan maupun dipikir terlebih dahulu .Bersin , adalah salah satu contoh tindakan refleks yang berfungsi menurunkan tegangan yang dialami oleh manusia .

Mungkin anda bertanya mengapa bersin yang jamak diketahui sebagai kegiatan fisiologis fisik dimasukkan sebagai contoh system kepribadian yang merupakan ranah psikologi? Jawabannya adalah Freud menganut filsafat determinisme dan  positivisme   yang mengangap bahwa energi manusia adalah energi kompleks .Singkatnya sebagai contoh adalah Marbusan makan nasi dan lauk ikan asin .Energi yang didapat Marbusan dari makan disebut energi kompleks karena dapat digunakan untuk berlari , untuk berpikir dan lain-lain.pada abad XIX ilmu pengetahuan tidak memisahkan antara energi psikis dan energi psikologis

Sedangkan proses primer ditujukan untuk meredakan ketegangan yang lebih rumit .Freud menjelaskan bahwa proses ini bekerja dengan membentuk khayalan tentang obyek pemuas keinginan tersebut .Contohnya adalah pada saat Marbusan kelelahan bekerja , marbusan selalu membayangkan betapa enaknya tidur di kasur yang empuk sambil dipijat dengan menggunakan balsam .Pengalaman halusinatorik ini direkam dalam memori sebagai pemenuhan hasrat. Pengamatan Marbusan bahwa proses halusinatorik ini biasanya bersifat khas dan berulang .Karena disimpan dalam memori yang terletak dalam alam bawah sadar , pengalaman halusinatorik tersebut dapat muncul dalam bentuk mimpi ketika kontrol ego berkurang pada saat tidur.

Sekali lagi penegasan bahwa apapun mekanismenya , id  hanya memiliki kekuatan untuk mendorong pada usaha real untuk memuaskan keinginannya dan meredakan ketegangan yang dialami .Kiranya jelas bahwa khayalan untuk tidur di kasur empuk dan dipijat dengan balsam tidak akan pernah mampu menghilangkan kelelahan bekerja yang dialami marbusan ,demikian juga keinginan yang belum terpenuhi untuk makan soto daging di Jalan Sulung sehingga terhadirkan dalam mimpipun tidak mampu menghadirkan pemuasan sampai pengalaman real terjadi .Oleh karena itu,maka diperlukan struktur kepribadian kedua yaitu ego

Ego

 Saudara , sebagaimana anda yang harus membeli/memasak  makanan bila lapar ,maka ego  bertindak sebagai agen transaksi kebutuhan organisme menjadi kenyataan obyektif. Dalam tahapan ini ego  adalah pembeda antara angan-angan ataupun impian dimana  hanya inilah yang bisa dikenali oleh id dengan usaha untuk memperoleh angan-angan tersebut .

 Prinsip kerja ego

Ego memiliki dua cara kerja yaitu prinsip kenyataan  dan proses sekunder.Tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah adanya ketegangan sampai dengan ditemukannya suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan .Sebenarnya prinsip ini mempertanyakan apakah keinginan yang merupakan hasrat dapat dipuaskan ataukah alat pemuasnya ada di dunia nyata  ini. Misalnya , Marbusan ingin punya Mercedez Benz keluaran terbaru , namun dengan prinsip kenyataan Marbusan tahu bahwa angan-angan tersebut  tidak dapat direalisasikan saat ini juga karena uang pembelinya yang belum Marbusan miliki.

Proses sekunder adalah proses berpikir secara realita.Dengan proses ini , ego  menyusun rencana untuk memuaskan keinginan yang berasal dari id. Hal ini disebut dengan reality testing .Misalnya marbusan lapar, dalam hal ini Marbusan akan mepertimbangkan mulai dari mau makan apa, beli dimana , sampai dengan bagaimana cara pergi ke tempat penjual makanan tersebut. Untuk bisa melakukan hal tersebut , ego  memerlukan kapasitas kognitif dan intelektual.

Terkadang , ada begitu banyak tuntutan yang ingin dipuaskan.Ego  sebagai eksekutif kepribadianlah yang memberikan skala prioritas , jenis tindakan yang akan dilakukan  dan juga termasuk caranya .Terkadang pula ada begitu banyak konflik  (akan dibahas dalam kesempatan yang berbeda) atau keadaan dimana seorang individu harus memilih, maka egolah yang melakukan tugas tersebut .


Dalam struktur kepribadian , ego memang dikendalikan oleh superego  sebagai kaidah norma namun yang perlu diingat adalah ego  memang memberikan pertimbangan kepada id  dalam hal pemuasan tegangannya, namun peran  ego  adalah memuaskan , dan bukannya mengekang id .  


G+

Anda baru saja membaca artikel tentang MENGENAL PSIKOANALISA FREUDIAN ( Bagian I ). Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan email anda dibawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Psikologi Indonesia
feedburner

0 komentar:

Psikologi Indonesia © 2014. All Rights Reserved.
Template SimpleCips By psikologiindonesia.blogspot.com , Powered By Blogger