MENYALAKAN LENTERA
Mereka tidak lahir di kota besar seperti Surabaya atau Jakarta . Mereka juga tidak mengenal jas, jeans atau pakaian mahal lainnya ,karena sebagian justru hanya mengenal koteka sebagai pakaian. Berbicara mengenai pencapaian , “prestasi “ terbesar mereka adalah tinggal kelas alias tidak naik dari kelas 2 SD selama 4 tahun berturut-turut .
Rasanya “benar dan pantas” bila siapapun putus asa menghadapi orang seperti mereka . Rasanya “tidak berdosa” pula bila rangkaian celaan kita berikan kepada mereka …toh cacian kita “benar” adanya sesuai dengan keadaan mereka….jadi, kita nggak bohong kan ?
Ada seseorang yang kemudian datang . Dia bukan Superman, Ultra Man atau Super hero lainnya . Dia hanya datang membawa ketulusan dan keyakinan . Keyakinan bahwasanya tidak ada anak yang bodoh dan “tak terselamatkan” . Anak- anak adalah intan mutiara , yang mustahil dilahirkan sebagai anak bodoh. Sekali lagi, mereka tidak bodoh, hanya tidak mendapatkan kesempatan mendapatkan ilmu dengan metode yang tepat .
Dalam 6 bulan , “anak-anak bodoh” itu telah menguasai materi pelajaran kelas 1-6 SD . Bahkan si anak dengan prestasi “ajaib” yaitu tidak naik kelas 2 selama 4 tahun berturut-turut itu kini menjadi juara olimpiade sains matematika nasional . Tak hanya itu , bocah yang dulu dicap “bebal” itu juga menjadi juara olimpiade robotika tingkat nasional . Percaya atau tidak , suatu ketika ada seorang peserta olimpiade sains dari Jakarta yang berkata , “ yaaaa….lawannya dari Papua lagi…..mustahil menang deh”…..
Si guru itu yakin bahwa guru yang baik adalah guru yang bisa menginspirasi muridnya , tepat sebagaimana definisi dari edukasi . Edukasi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Educere yang artinya adalah “menyalakan cahaya yang sudah ada dalam diri “ . Artinya…setiap orang lahir dengan membawa cahaya .Adalah pilihan kita untuk membantu memperbesar cahaya itu atau memilih memadamkannya .
Menghina, mencela ,memaki itu sangat mudah dilakukan , namun bukankah itu dapat memadamkan cahaya dari orang lain sebagaimana memadamkan cahaya kasih sayang dari diri kita sendiri ?
Catatan : Guru luar biasa itu bernama Prof.Yohanes Surya
. Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan email anda dibawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Psikologi Indonesia
Anda baru saja membaca artikel tentang
0 komentar:
Posting Komentar